17 Agu 2016

Kamu Sukunya Apa?


Dulu, waktu pertama kali aku memakai kerudung ke tempat aku bekerja membuat beberapa partner kerjaku mengeluarkan kalimat tersebut; 
1. "Loh mba kok pakai kerudung? Saya kira mba orang chinese"
2. "Mba ini orang apa ya sebenernya? Kok pakai kerudung?"
3. "Oalah, mba orang jawa toh. Pantesan pakai kerudung. Saya kira orang manado."

Hmmmm.. Padahal tebakan diatas tersebut tidak ada yg benar..

Lalu aku merespon ketiga omongan diatas, begini; 

1. Saya bukan orang chinese, mas. Alhamdulillah saya muslim jadinya pakai kerudung. Hehe
Kok bisa ya ngira saya orang chinese?
M: iya, soalnya mba putih banget. 
2. Saya orang indonesia, mas. Dan beragama islam. Makanya pakai kerudung.

3. Saya bukan orang jawa mas, apalagi manado. Gak ada darah suku tersebut sama sekali. Kok bisa ngira gitu ya?
M: namanya mba kan ayu, jadi menurut saya mba orang jawa.. Kalau manado, karena mba putih dan cantik. Jadi yg bener mba orang apa dong?
A: saya orang Indonesia, mas. :)


Dari jawaban orang-orang diatas, mereka bisa dengan mudahnya menarik kesimpulan tentang suku seseorang berdasarkan kelompok.

Seperti; orang kulitnya putih berarti sukunya manado atau keturunan tionghoa.
Orang yg bernama ayu berarti sukunya jawa.
Orang yg cantik dan putih berarti sukunya manado.

Itu pembagian kelompok dari 3 kutipan percakapan dari partner kerjaku dulu.

Belum lagi pengelompokan yg terjadi pada masyarakat umum. Seperti; Kalau kalem, manut, dan lembut berarti sukunya jawa.
Kalau pelit, putih dan belo berarti sukunya minang.
Kalau kasar, ngomongnya teriak dan keras kepala berarti sukunya batak.

Sungguh ironis bukan? Semuanya dikelompokkan dengan seenaknya.

Jika mendapatkan pertanyaan "kamu orang apa?" dari orang lain, aku akan menjawab "aku orang Indonesia" lalu mereka akan bertanya lagi "maksudku, kamu sukunya apa?"

Jujur saja aku akan menjawab "silahkan tebak sendiri" karena tebakan tebakan dari orang yg bertanya tersebut terkadang lucu dan pastinya mengandung pengelompokan seperti yg tadi aku sebutkan diatas.

Aku bisa memaklumi untuk pertanyaan "kamu suku apa?" tapi aku ingin berbagi pendapat, sebenarnya untuk apakah pertanyaan itu?

Jika pertanyaan itu hanya untuk membenarkan pengelompokkan yg masyarakat umum buat, lebih baik kita simpan saja pertanyaan itu, stop mengelompokkan masing-masing suku dan hargai perbedaan.

Karena masing-masing orang memiliki pribadi yg beraneka ragam, sekalipun mereka berada di suku yg sama pasti tetap ada perbedaannya.

Bukankah para pahlawan kita dahulu memperjuangkan kita semua tanpa memandang sukumu apa?

Hari ini 17 Agustus 2016, aku, Ayu Aqilah Shalihah berharap masyarakat Indonesia dapat lebih cerdas lagi dan lebih berpikiran terbuka.

Sebelum mengeluarkan pertanyaan "Kamu suku apa?" lebih baik pikirkan dahulu dan ingatlah lirik lagu Satu Nusa Satu Bangsa. :)

Begitu saja pendapatku kali ini.


Dirgahayu Indonesiaku, MERDEKA!
 

Template by BloggerCandy.com